HADIS AL-FITRAH DALAM PENELITIAN SIMULTAN | BAGIAN 3
1. Para Periwayat
dalam Sanad Hadis:
Periwayat yang terdapaddalam sanadhadis utama ada 6 (lima)
periwayat, yaitu : 1). Yahya
bin Bukair. 2). Al-Laits.3). 'Uqail. 4). Ibn Syihab.5). Salim. 6). Ibn 'Umar
2. Menguji
KethiqahanParaPeriwayat :
Langkah pertama melakukan penelitian sanad
adalah melakukan uji keadilan dan ked}abitan para periwayat (kethiqahan periwayat).
Langkah
ini dilakukan untuk memenuhi terwujud – tidaknya syarat ‘adl dan d{abit{
pada periwayat. Untuk
keperluan itu,diperlukan data-data tentang : al-jarh wa al-ta’dinya para
periwayat dalam sanad hadis yang diteliti.
Pada tataran empirisnya, uji kethiqahan
periwayat dilakukan dengan cara menelusuri biografi masing-masing periwayat
yang ada dalam sanad ke dalam
kitab-kitab biografi para periwayat, untuk mengetahui bagaimana komentar ulama al-jarh
wa al-ta’dil tentang ke-’adil-an dan ke-dhabit{-an mereka.[1]
Dalam kitab biografi periwayat, biasanya
disebutkan nama periwayat itu secara lengkap, nama guru-gurunya, nama
murid-muridnya dan pandangan ulama tentang kualitas periwayat itu serta
kadangkala disebutkan juga tahun wafatnya.
Penyajian
data-data tentang al-jarh wa al-ta’dilnya
para periwayat dalam sanad
hadisyang
diteliti dan analisisnya dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Yahya bin Bukair.
1). Dalam kitab: al-Ka<shif fi< ma’rifati man
lahu riwa<yatun fi< al-kutub al-sittah ,Juz 2 hal. 369 yang ditulis oleh : al-Dhahabi< , Abu<
Kha<t{im [2]mengatakan :
يحيى بن عبد الله بن بكير الحافظ
أبو زكريا المخزومي مولاهم المصري عن مالك والليث وعبد العزيز بن الماجشون وعنه
البخاري وبقي ومحمد البوشنجي قال أبو حاتم كان يفهم هذا الشأن ولا يحتج به وقال
النسائي ضعيف قلت كان صدوقا واسع العلم مفتيا توفي 231 خ م ق
قال أبو بكر
الأثرم (1) ، عَن أحمد بْن حنبل: كان كيسا، ثُمَّ قال: قل إنسان كتب عَنْ شُعْبَة
إلا جاء بشيءٍ، جاء بلفظ.
وَقَال حَرْب
بْن إِسْمَاعِيلَ (2) : سمعت أَحْمَد بْن حَنْبَل يثني على يَحْيَى بْن أَبي
بُكَيْر، وَقَال: مَا أكيسه.
وَقَال عثمان
بْن سَعِيد الدارمي (3) ، عَنْ يحيى بْن مَعِين: ثقة. وَقَال العجلي (4) : كوفي
ثقة.
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Yahya
bin Bukair adalah periwayat yang thiqah.
b. Al-Laits
قال عَبْد
الرَّحْمَنِ بْن أَبي حاتم (1) : سَأَلتُ أبي عنه، هو أحب إليك أو عَبد اللَّهِ
بْن عَبْد الحكم؟ قال: شعيب أحلى حديثا.
وَقَال أَبُو
سَعِيد بْن يونس: كان فقيها مفتيا، وكَانَ من أهل الفضل، حَدَّثني أبي عَنْ جدي،
قال: سمعت ابْن وهب يقول: ما رأيت ابنا لعالم أفضل من شعيب بْن الليث.
وَقَال أبو
بَكْر الخطيب: كان ثقة.
وذكره
ابنُ حِبَّان في كتاب "الثقات" (2).
Dari paparan
data di atas, dapat disimpulkan bahawa Al-Laits adalah periwayat yang thiqah.
c. 'Uqail <
1).Dalam kitab : al-Ta’di<l wa al-Tajri<h,
Juz 3 hal. 1038,
أَبُو زرْعَة
فَقَالَ ثِقَة صَدُوق وَقيل لأبي حَاتِم أَيهمَا
2). Dalam
kitab :al-Thiqa<t, Juz 1 hal 338,
تضمينات الحافظ
ابن حجر:
1158-
عقيل بن خالد بن عقيل الأيلي، أبو خالد الأموي6: ثقة.
Dari paparan
data di atas, dapat disimpulkan bahwa 'Uqail < adalah periwayat yang sangat
thiqah.
d. Ibn
Syihab
قال عُثْمَان بْن
سَعِيد الدارمي (1) ، عَن يحيى بْن مَعِين: ثقة.
وَقَال
النَّسَائي: ثقة ثبت.
وذكره ابنُ حِبَّان في كتاب
"الثقات" (2) .
Dari paparan
data di atas, dapat disimpulkan bahwa : Ibn Syihab adalah periwayat yang sangat
thiqah.
e. Salim
1). Dalam
kitab :Tahdhi<b al-Kama<l, Juz 10 hal 151,
وَقَال صَالِح بْن أَحْمَد بْن عَبد اللَّهِ العجلي (2) ، عَن أَبِيهِ:
سَالِم بْن عَبد اللَّهِ مدني تابعي، ثقة.
Dari paparan
data di atas, dapat disimpulkan bahwa : Ibn Syihab adalah periwayat yang thiqah.
f. Ibn 'Umar
Ibn 'Umar adalah
seorang sahabat Nabi saw. yang tidak perlu
diragukan lagi kethiqahannya.
3. Menguji
Persambungan Sanad :
Langkah
kedua penelitian hadis adalah menguji persambungan sanad.Langkah
ini ditempuh untuk menilai terwujud-tidaknya syarat persambungan sanad para
periwayat. Pada tataran
empirisnya uji persambungan sanad dilakukan dengan cara menganalisis redaksi
periwayatan yang digunakan oleh para periwayat di dalam meriwayatkan hadisnya.
Penyajian dan analisis
data persambungan sanad dapat disebutkan sebagai berikut:
a).
Al-Bukha<ri< mengatakan
: حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ بُكَيْرٍ. Redaksi ini oleh muhadditsin
digunakan dalamperiwayatan hadis dalam bentuk sima’,yaitu
pembacaan hadis oleh guru kepada murid. Dengan demikian berarti ada pertemuan
antara al-Bukha<ri
dengan gurunya yaitu : Yahya bin Bukair, sanadnya
: muttasil.
b). Yahya bin Bukair mengatakan :
حَدَّثَنَا اللَّيْثُ. Redaksi ini oleh
muhadditsin
digunakan dalam periwayatan hadis dalam bentuk sima’,yaitu
pembacaan hadis oleh guru kepada murid.Dengan demikian berarti ada pertemuan
antara A<
Yahya bin Bukair dengan gurunya
yaitu : Al-Laits, sanadnya
: muttasil.
c). Al-Laits mengatakan :
عَنْ عُقَيْلٍ . Periwayatan
Al-Laits ini memang menggunakan redaksi
‘an
(عن), tetapi ‘an’anahnya tidak ada indikasi menunjukkan adanya
keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah
: muttasil,
karena : (a)
Al-Laits adalah periwayat yang thiqah,
(b)
Dia bukan periwayatmudallis,
dan (c)
Dimungkinkan pernah bertemu dengan Uqail
karena dalam biografi Uqail Disebutkan sebagai muridnya..
d). Uqai <mengatakan : عَنِ ابْنِ شِهَابٍ. Periwayatan
Uqail<
ini
memangmenggunakan redaksi ‘an
(عن), tetapi ‘an’anahnya tidak ada indikasi menunjukkanadanya
keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah
: muttasil,
karena : (a)
Uqail< adalah periwayat yang thiqah,
(b)
Dia bukan periwayat mudallis,
dan(c)
Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara al-Zuhri< dengan gurunya : Ibnu Syihab. Dalam biografinya dia mengatakan
pernah berguru kepada Ibnu
Syihab dan dalam biografi , Ibnu
Syihab, Uqail disebutkan sebagai muridnya dalam
pembelajaran hadis.
e).
Ibnu Syihab mengatakan : أَنَّ
سَالِمًا.
Periwayatan
Ibnu Syihab ini memang menggunakan redaksi
anna ( أَنَّ ),
tetapi ‘annahnya tidak ada
indikasi menunjukkan adanya keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya
adalah :muttasil, karena : (a)
Ibnu Syihab adalah periwayat yang thiqah, (b) Dia bukan periwayat
mudallis, dan (c) Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara Abu< Salmah Ibn Abd al-Rahma<n dengan
gurunya : Salim. Dalam biografinya Salim, Ibnu Syihab disebutkan sebagai
muridnya dalam pembelajaran hadis.
e).
Salim mengatakan : أَخْبَرَهُ:
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
Periwayatan Salim ini memang menggunakan redaksi akhbrahu (أَخْبَرَهُ), tidak ada indikasi menunjukkan adanya
keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah :muttasil,
karena : (a) Salim adalah periwayat yang
thiqah, (b) Dia bukan periwayat mudallis, dan (c) Dimungkinkan
ada atau pernah bertemu antara Salim
dengan gurunya/ayahnya : Ibnu Umar. Dalam biografinya Ibnu Umar, Salim
disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.
Setelah
disajikan dianalisa data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para
periwayat yang ada dalam sanad hadis yang diteliti, dan data-data persambungan sanadnya, maka
disimpulkan sebagai berikut :
1. Semua periwayat yang ada dalam sanad hadis yang
berjumlah : 6 periwayat,
seluruhnya berkualitas : thiqah.
2. Semua periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat
yang berstatus sebagai gurunya, dengan demikian
sanadnyamuttas{il.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hadis yang diteliti sanadnya berkualitas : s{ahi<h
al-isna<d.
4. Menguji Sha>dh-tidaknya Matan Hadis.
Pada tataran empirisnya, uji sha>dh –tidaknyamatan hadis , dilakukan denganmengkonfirmasikan teks dan atau makna
hadisyang diteliti dengan dalil-dalil naqli< ,baik yang berupa
ayat-ayat al-Qur’an ataudengan hadis-hadis
satu tema yangkualitas sanadnya lebih tinggi[6].
Ketika
menghadapkan hadis dengan ayat al-Qur’an atau hadis dengan hadis yang kualitas sanadnya
lebih tinggi, harus dipastikan bahwa keduanya atau salah satunya harus tidak
dimungkinkan bisa dita’wilkan atau dikompromikan[7].
Kalau dimungkinkan untuk dita’wilkan atau dikompromikan, maka berarti
diantara keduanya tidak ada kontradiksi. Keduanya sama-sama bisa diamalkan,
karena matan hadis terbebas dari unsur shudhudh.
Hadis al-fit{rah yang ditakhri<j
oleh al-Bukhari<, jika
dikonfirmasikan dengan al-Qur’an,maka dapat dinyatakan sebagai berikut:
Sejauh yang
peneliti ketahui, hadis al-fit{rah tersebut maknanya tidak ada yang
bertentangan dengan ayat-ayat al-Qur’an manapun. Bahkan malah hadis tersebut
maknanya sejalan dengan ayat al-Qur’an, yaitu : Q.S. al-hujurat: 10sebagai
berikut:
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ
بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ ١٠
Jika
hadis al-fit{rah jalur Ibnu Umar yang
ditakhri<j oleh al-Bukha<ri<
dihadapkan dengan hadis-hadis al-fit{rah
dari jalur lain seperti Abu Hurairah sebagaimana disebutkan terdahulu, menurut
peneliti tidak ada yang bertentangan,bahkan malah hadis-hadis tersebut
mendukung, menguatkan , melengkapi dan menyempurnakan maknanya.
Dari sajian dan analisis data di atas,
dapat disimpulkan bahwa matan hadis al-fit{rah riwayat Ibnu Umar yang
ditakhri<j oleh al-Bukha<ri< di
atas terbebas dari shudhudh.
5. Menguji Mu’allal (cacat) - tidaknya MatanHadis.
Pada tataran empirisnya, uji mu’allal( cacat) - tidaknya matan hadis,
dilakukan dengan cara yang mengkofirmasikan hadis yang diteliti dengan dalil aqli<, apakah bertentangan atau tidak? Kalau bertentangan dengan akal,
maka matan hadisnya berarti tidak s{ahi<h. Begitu pula
sebaliknya. al-Ad{labi< menjelaskan cakupannya yang meliputi : kontradiksi
dengan akal, indera, sejarah dan tidak menyerupai perkataan kenabian.[8]
Sejauh yang peneliti ketahui, bahwa makna matan hadis al-fit{rah
tidak bertentangan dengan dalil aqli<,baik akal
sehat, indera, sejarah maupun ilmu pengetahuan. Bahkan menambah informasi
keilmuan yang terkait dengan psikologi dan pendidikan. Dengan demikian berarti
bahwa hadis riwayat Ibnu
Umar yang ditakhri<j oleh al-Bukha<ri, terbebas
dari illat.
Setelah dilakukan analisis terhadap matan
hadis riwayat Ibnu Umar yang ditakhri<j oleh al-Bukha<ri<,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1). Matan hadis tersebut ternyata tidak shadh,
karena tidak
bertentangan dengan dalil naqli<, baik al-Qur’an maupun hadis yang
kualitas sanadnya lebih tinggi.
2). Matan hadis tersebut juga tidak terkena illat,karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<,
baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun
ilmu pengetahuan .
Dengan demikian dapat disimpulkan matan hadis tersebut ,
berkualitas s{ahi<h al-matni.
6. Kesimpulan Penelitian Hadis Secara Parsial:
Setelah disajikan dan dianalisa
data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para periwayat yang ada
dalam sanad hadis yang diteliti, dan
data-data persambungan sanadnya serta matanriwayat Ibnu Umar yang ditakhri<j
oleh al-Bukha<ri<, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Semua periwayat yang ada dalam sanad hadis yang
berjumlah 6 orang
periwayat,
seluruhnya berkualitas : thiqah.
b. Semua periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat
yang
berstatus
sebagai gurunya, dengan demikian sanadnya
muttasil.
c.
Matan
hadis tersebut ternyata tidak shadh, karena tidak bertentangan dengan dalil naqli<,
baik al-Qur’an maupun hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi.
d.
Matan hadis tersebut juga tidak terkena ‘illat,karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<,
baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun
ilmu pengetahuan .
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hadis riwayat Ibnu Umar yang ditakhri<j
oleh al-Bukha<ri tersebut ,
berkualitas s{ahi<h
lidha<tih.
A. DAFTAR
PUSTAKA
Abd al-Mawju>d Muhammad Abd al-Lati{<f, lIm Jarh
wa Ta’di<l, Kuwait : al-Da<r
Sulayma>n,1988
Abu>
Muhammad Abd al-Mahdi>, Turuq
Tahri>j Had>ith Rasu>l
Alla>h saw., Kairo : Da>r-
al-I’tis}a>m, t.th.
Ahmad Muhammad Ali Dawu>d, ‘Ulu>m al-Qur`’a>n wa al-Had>ith, Amman : Da>r al-Bashi>r,
t.th.
A.Qadir Hassan,
Ilmu Mushthalah Hadits, Bandung :
Diponegoro, 1996.
al-Adl}abi>,S}ala>h
al-Di>n Ibn Ahmad, Manhaj Naqd al-Matn
Inda Ulama>’ al-Hadi>th al-
Nabawi>, Beirut: Da<r al-A<fa<q
al-Jadi<dah, 1983
al-Alu<si<,
Ru<h al-Ma’a<ni< Fi< Tafsi<r al-Qur’a<n al-Az{i<m Wa
al-Sab’I al-Matha<ni<.
http://www.altafsir.com
al-Asqala>ni>,Ahmad
Ibn Ali> Ibn Hajar. Nuhbah al-Fikr,
Beirut : Da>r Ihya’ al-Tura>th al-Araby,t.th. CD Shoftware Maktabah Sha>milah,
Is}da>r al-Tha>ni>.
________, Al-ls}a>bah fi Tamyi>z al-S}aha>bah,
Beirut : Da>r al-Ji>l. CD Shoftware Maktabah Sha>milah,
Is}da>r al-Tha>ni>.
________, Taqri>b
al-Tahdh>ib, Suriah : Da>r al-Ra>shid. 1986. CD Shoftware Maktabah . Sha>milah,
Is}da>r al-Tha>ni>.
________,
Ta’rif Ahl al-Taqdi<s bi Mara<tib al-Maws{ufi<n bi al-Tadli<s,
Urdun : Maktabah al-Manar, t.t.
al-Barzanji>,
Abd al-Lati>f Abd Alla>h al-Azi>z, Al-Ta’a>rudl
wa al-Tarji>h bayna al-Adillah al-Shar`iyyah. Beirut : Da>r al-Kutub
al-Ilmiyyah. 1996.
al-Bukha>ri>, Al-Ta>ri>kh al-Kabi>r, Lebanon
: Da>r al-Fikr. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r
al-Tha>ni>.
_________, al-Ja>mi’ al-Musnad al-Sahi>h
al-Muhtasar Min Umu>r Rasu>l Alla>h Saw Wa Sunanih Wa Ayya>mih,
www.temawy.com.
al-Dahlawi>,
Abd al-Haq Ibn Shayfuddi>n Ibn Sa’ad Alla>h al-Bukha>ri>..Muqaddimah fi> Us}u>l al-Hadi>th,
Beirut : Da>r al-Bashi>r al-Islamiyyah, 1986. CD Shoftware
Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>
al-Dhahabi>, Al-Ka>syif f>i Ma’rifah Man Lahu
Riwa>yah f>i al-Kutub al-Sittah, Jeddah : Da>r al-Qiblah li al-Thaqa>fah al-Islamiyyah.
CD Shoftware Maktabah Sha>milah,
Is}da>r al-Tha>ni>.
_________,
Mi,za<n al-I’tida<l Fi Naqd al-Rija<l, Beirut: Da<r al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995
Departemen
Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Surabaya : Surya Cipta Aksara,1995.
al-Fahl,Mahir Yasin, Sharh al-Tabs}irah wa al-Tadhkirah.maher_fahl@hotmail.com
__________,Athar
‘Ilal al-Hadi<th fi Ikhtila<f al-Fuqaha<<’,t.tp :
t.p.,1999. CD Shoftware Maktabah S}amilah, Ishdar
al-Thani>.
Hammad,
Nafi>dh Husain, Mukhtalif
al-Hadi>th Bayna al-Fuqaha>` wa al-Muhaddithi>n, Beirut : Da>r
al-Wafa`.
Ha>shim, Ahmad Umar. Qowa>’id Us}u>l al-Hadi>th,t.tp : Da>r
al-Fikr, t.th.
Ha<tim Ibn
‘Azif Ibn Na<s{ir al-Awni<
, Nadwah ‘Ulu<m al-Hadi<th
‘Ulu<m Wa A<fa<q. Juz. 11, hal 15. CD Shoftware Maktabah S}amilah, Ishdar
al-Thani>.
Ibn Abd al-Barr. Al-Isti>'a>b
fi> Ma 'rifat al-Ashh>ab, http://www.alwarraq.com.
Ibn Kathi>r, al-Ba>ith al-Khathi>th , http://www.alwarraq.com
Jala>l
al-Di>n Abd al-Rahma>n Bin Ab>i
Bakr al-Suyu>t}i, Tadri>b
al-Ra>wi>, Madinah : al-Maktabah al-Ilmiyyah, 1972.
Jala<l al-Di<n
Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalli< dan Jala<l al-Di<n Abd
al-Rahma<n Ibn Abi< Bakr
al-Suyu<t{i<, Tasi<r al-Jala<layn .Kairo : Da<r
al-Hadi<th,t.th.
Jama<l
al-Di<n bin Muhammad al-Sayyid, Ibnu Qayyim al-Jawziyyah wa Juhu<duh
fi< Khidmati al-Sunnah al-Nabawiyyah wa ‘Ulu<muha<, Madinah
al-Munawwarah: ‘Ima<dah al-Bahthi al-Ilmi< bi al-Ja<mi’ah
al-Isla,miyyah, 2004.
Ka>fi>,Abu>
Bakar, Manhaj al-Ima>m al-Bukha>ri> fi> Tas}khykh
al-Hadi>th wa Ta’li>liha. Juz 1 hal. 56-59. CD Shoftware Maktabah Sha>milah,
Is}da>r al-Tha>ni>.
al-Khad{i>r, Muhammad Ibn Abd Alla>h, Kayfa Tukharrij Hadi>than , CD
Shoftware Maktabah Sha>milah,
Is}da>r al-Tha>ni>.
Krippendorff, Klaus, Analisis
Isi, Pengantar, Teori dan Metodologi, Jakarta:
Rajawali Press, 1991.
Al-La>him,
Ibra>him, SharhIkhtisha>r Ulu>m
al-Hadi>th. http:/www.taimiah.org
al-Lihyani>,
Yusuf Ibn Hashim Ibn ’A>bid,
Al-Khabar al-Tha>bith. .
www.ahlalhdeeth.com.
M. Ajja>j
al-Kha>tib, Us}u>l
al-Hadi>th Ulu>muh wa Must}alahuh,
Beirut : Da>r al-Fikr, 1989.
M.M. Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya
(terj.), Jakarta : Pustaka Firdaus,
1994l.
__________, Memahami Ilmu Hadis Telaah Metodologi dan
Literatur Hadis (terj.), Jakarta : Lentera, 1995.
Mahmu>d
T}ahha>n, Taysi>r Must}alah
al-Hadi>th, t.tp, Da>r al-Fikr, t.t.
__________, Us}u>l al-Tahri>j Wa Dira>sah
al-Asa>ni>d, Riya>d} : Maktabal al- Ma’a>rif, 1991,
al-Mali>bari>,
Hamzah Abd Allah, al-Muwa>zanah bayna al-Mutaqaddimi>n
wa al-Mutaakhkhri>n fi>
Tas}khi>h al-Ahadi>th wa al-Ta’li>liha. www.ahlalhdeeth.com.
__________, Manhaj al-Ima>m al-Bukha>ri>. CD
Shoftware Maktabah Sha>milah,
Is}da>r al-Tha>ni>.
__________, Ulu>m al-Had>ith fi> D}aw’i Tatbi>q al-Muhaddithi>n
al-Naqqa>d. www.ahlalhdeeth.com.
al-Mizzi>, Tahdhi>b al-Kama>l, Beirut : Muassasah al-Risa>lah.
1980. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r
al-Tha>ni>.
al-Muallimi>,Abd
al-Rahma>n Ibn Yahya>, Al-Istibsh>ar
fi> Naqd al-Akhba>r, Juz 1.www.ahlalhdeeth.com.
Muh. Zuhri, Telaah Matan Hadis ,Yogyakarta: LESFI,
2003
Muhammad
Mustafa A’zami, Metodologi Kritik Hadis.
Bandung: Pustaka Hidayah, 1992.
Muhammad
Ibn Ishaq Ibn Khuzaymah Abu, Bakr al-Sulma< al-Naysabu<ri<,S{ahi<h
Ibn Khuzaymah,
Beirut : al-Maktab al-Isla<mi<,1970.
Musahadi
Ham, Hermeneutika Hadis-hadis Hukum.Semarang : Walisongo Press,2009.
al-Nawa>wi>, Al-Taqr>ib wa al-Taysi>r li ma’rifah
Sunan al-Bashi>r al-Nad}i>r fi Us}u>l al-Hadi>th , http://alwarraq.com.
al-Naysabu<ri<,[1]
Muhammad Ibn Abd Alla<h Abu< Abd Alla<h al-Ha<kim<, al-Mustadrak
Ala< al-S{ahi<hain,i
Beirut: Da<r al-Kutub al-Ilmiyyah,1990.
Noeng Muhadjir,
Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta
: Rake Sarasin, 1991.
___________, Filsafat Ilmu, Yogyakarta : Rake
Sarasin, 2001.
Nu>r
al-Di>n ’Itr, Al-Madkhal Ila ’Ulu>m
al Hadi>th , Madinah: Maktabah al-Islamiyah, 1975.
___________,Manhaj al-Naqd
Fi< ‘Ulu<m al-Hadi<th.Dimisqa Su<riyah:
Da<r al-Fikr ,1997.
al-Qa>simi>, Jama>l
al-Di>n, Qawa>’id al-Tahdi>th min Funu>n Musht}alah al-Hadi>th,
CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
al-Ra>zi>, Abu Ha>tim, Al-Jarh wa al-Ta’di>l, Beirut : Da>r Ihya` al-Tura>th
al-Arabi>. CD Shoftware Maktabah . Sha>milah, Is}da>r
al-Tha>ni>.
Radi<
al-Di<n Muhammad Ibn Ibra<hi<m al-Halabi< al-Hanafi<,Qafw
al-Athar Fi S{afwat Ul<um al-Athar, Halab : Maktabah
al-Mat{bu<’a<t al-Isla<miyyah,1408 H.
Peter
Salim, The contemporary English-Indonesian Dictionary, Jakarta : Modern
English Press, 1991.
al-Sakha>wi>,Shams al-Di>n
Muhammad Ibn Abd al-Rahma>n, Fath
al-Mughi>th Sharh Alfiyah al-Hadi>th.
Libnan : Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah. 1403. H Juz 3. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
##>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>---------------,
al-Gha<<yah fi Sharkh al-Hidayah
fi Ilmi al-Riwa<yah, t.tp
: Maktabah Awla<d al-Shaykh ji al-tura<th, 2001.______________
al-S}an’a>ni>,Muhammad
Ibn Isma’i>l al-Ami>r.Tawd}i>h
al-Afka>r, Madinah :al-Maktabah al-Salafiyyah. Juz 1. CD Shoftware Maktabah Sha>milah,
Is}da>r al-Tha>ni>.
al-Suyut{i<,al-Laa<li<
al- Mas{nu<’ah fi al-Aha<di<thi al-Mawd{u<’ah , t.tp.: Da<r
al-Kutub al-Ilmiyyah,t.t.
al-Sha<fi’i<,
Muhammad Ibn Idri<s Abu< Abd Alla<h <, Musnadal-Sha<fi’i<
Beirut : Da<r al-Kutub al-Ilmiyyah,t.t
Sha>hin,
Ibnu, Al-Na>sikh wa al-Mansu>kh min
al-Hadi>th. Beirut : Da>r al-Kutub al-Amaliyah, 1992.
al-Shahrazuri>,
Abu ’Amr Uthma>n Ibn Abd al-Rahma>n. Muqaddimah
Ibn Sala>h. t.tp : Maktabah al-Farabi>, 1984. CD Shoftware Maktabah Sha>milah,
Is}da>r al-Tha>ni>.
al-Shari>f,Ha>tim
Ibn A>rif, Al-Tahri>j wa
Dira>sah al-Asa>ni>d. CD Shoftware Maktabah Sha>milah,
Is}da>r
al-Tha>ni>.
al-Shawka>ni>,
Nayl al-Awt}a>r min Aha>di>th
Sayyid al-Akhya>r Syarh Muntaqa> al-Akhba>r, Beirut : Da>r
al-Ji>l, 1973.
Syuhudi Ismail,
Kaedah Kesahihan Sanad Hadis,Jakarta
: Bulan Bintang, 1988.
___________, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta : Bulan Bintang, l992.
WJS.Poerwadarminta, Kamus
Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka,1993.
al-Zamakhshari>,al-Kashsha>f ‘an Haqa>iq al-Tanzi>l
wa Uyu>n al-Aqa>wi>l,Mesir: al-Ba>bi> al-Halabi> wa Awla>duh,t.th.
[1]Mahmud Tahha<n, Us{u<l
al-Takhri<j ........., 218
[2]al-Dhahabi<, al-Ka<shif fi< ma’rifati man lahu riwa<yatun fi<
al-kutub al-sittah, Juz 2, .369. CD Shoftware
Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[6] Sala<h
al-Din al-Adlabi<, Manhaj Naqd al-Matan ‘Inda Ulama<’al-H{adi<th
al-Nabawi<, (Beirut: Da<r al-A<fa<q al-Jadi<dah, 1983),
.239.
[7]Ibid.
0 Komentar untuk "HADIS AL-FITRAH DALAM PENELITIAN SIMULTAN | BAGIAN 3"