Kumpulan artikel, makalah, berita terkini, tutorial dan lain-lain

BestChange1

Electronic currency exchanger listing

HADIS AL-FITRAH DALAM PENELITIAN SIMULTAN | BAGIAN 3

HADIS AL-FITRAH DALAM PENELITIAN SIMULTAN | BAGIAN 3





1.    Para Periwayat dalam Sanad Hadis:
Periwayat yang terdapaddalam sanadhadis utama ada 6 (lima) periwayat, yaitu : 1). Yahya bin Bukair. 2). Al-Laits.3). 'Uqail. 4). Ibn Syihab.5). Salim. 6). Ibn 'Umar
2.    Menguji KethiqahanParaPeriwayat  :
Langkah pertama melakukan penelitian sanad adalah melakukan uji keadilan dan ked}abitan  para periwayat (kethiqahan periwayat). Langkah ini dilakukan untuk memenuhi terwujud – tidaknya syarat ‘adl dan d{abit{ pada periwayat. Untuk keperluan itu,diperlukan data-data  tentang : al-jarh wa al-ta’dinya para periwayat dalam sanad hadis yang diteliti.
       Pada tataran empirisnya, uji kethiqahan periwayat dilakukan dengan cara menelusuri biografi masing-masing periwayat yang ada dalam  sanad ke dalam kitab-kitab biografi para periwayat, untuk mengetahui bagaimana komentar ulama al-jarh wa al-ta’dil tentang ke-’adil-an dan ke-dhabit{-an mereka.[1]
       Dalam kitab biografi periwayat, biasanya disebutkan nama periwayat itu secara lengkap, nama guru-gurunya, nama murid-muridnya dan pandangan ulama tentang kualitas periwayat itu serta kadangkala disebutkan juga tahun wafatnya.
Penyajian data-data tentang al-jarh wa al-ta’dilnya para periwayat dalam sanad hadisyang diteliti dan analisisnya dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Yahya bin Bukair.
1). Dalam kitab: al-Ka<shif fi< ma’rifati man lahu riwa<yatun fi< al-kutub al-sittah ,Juz 2 hal. 369 yang ditulis oleh : al-Dhahabi< , Abu< Kha<t{im [2]mengatakan :
يحيى بن عبد الله بن بكير الحافظ أبو زكريا المخزومي مولاهم المصري عن مالك والليث وعبد العزيز بن الماجشون وعنه البخاري وبقي ومحمد البوشنجي قال أبو حاتم كان يفهم هذا الشأن ولا يحتج به وقال النسائي ضعيف قلت كان صدوقا واسع العلم مفتيا توفي 231 خ م ق
2). Dalam kitab :Tahdhi<b al-kama<l Juz 31 hal. 241 yang ditulis oleh : al-Mizzi[3]<,
قال أبو بكر الأثرم (1) ، عَن أحمد بْن حنبل: كان كيسا، ثُمَّ قال: قل إنسان كتب عَنْ شُعْبَة إلا جاء بشيءٍ، جاء بلفظ.
وَقَال حَرْب بْن إِسْمَاعِيلَ (2) : سمعت أَحْمَد بْن حَنْبَل يثني على يَحْيَى بْن أَبي بُكَيْر، وَقَال: مَا أكيسه.
وَقَال عثمان بْن سَعِيد الدارمي (3) ، عَنْ يحيى بْن مَعِين: ثقة. وَقَال العجلي (4) : كوفي ثقة.

Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Yahya bin Bukair adalah periwayat yang thiqah.
b. Al-Laits
1). Dalam kitab :Tahdhi<b al-Kamal , Juz 12 hal. 532, yang ditulis oleh : al-Mizzi<[4], 
قال عَبْد الرَّحْمَنِ بْن أَبي حاتم (1) : سَأَلتُ أبي عنه، هو أحب إليك أو عَبد اللَّهِ بْن عَبْد الحكم؟ قال: شعيب أحلى حديثا.
وَقَال أَبُو سَعِيد بْن يونس: كان فقيها مفتيا، وكَانَ من أهل الفضل، حَدَّثني أبي عَنْ جدي، قال: سمعت ابْن وهب يقول: ما رأيت ابنا لعالم أفضل من شعيب بْن الليث.
وَقَال أبو بَكْر الخطيب: كان ثقة.
وذكره ابنُ حِبَّان في كتاب "الثقات" (2).
Dari paparan data di atas, dapat disimpulkan bahawa Al-Laits adalah periwayat yang thiqah.
c. 'Uqail <
1).Dalam kitab : al-Ta’di<l wa al-Tajri<h, Juz 3 hal. 1038,
أَبُو زرْعَة فَقَالَ ثِقَة صَدُوق وَقيل لأبي حَاتِم أَيهمَا
2). Dalam kitab :al-Thiqa<t, Juz 1 hal 338,
تضمينات الحافظ ابن حجر:
1158- عقيل بن خالد بن عقيل الأيلي، أبو خالد الأموي6: ثقة.
Dari paparan data di atas, dapat disimpulkan bahwa 'Uqail < adalah periwayat yang sangat thiqah.
d. Ibn Syihab
1). Dalam kitab :Tahdhi<b al-Kama<l, Juz 16 hal 129,[5]:
قال عُثْمَان بْن سَعِيد الدارمي (1) ، عَن يحيى بْن مَعِين: ثقة.
وَقَال النَّسَائي: ثقة ثبت.
وذكره ابنُ حِبَّان في كتاب "الثقات" (2) .
Dari paparan data di atas, dapat disimpulkan bahwa : Ibn Syihab adalah periwayat yang sangat thiqah.
e. Salim
1). Dalam kitab :Tahdhi<b al-Kama<l, Juz 10 hal 151,
  وَقَال صَالِح بْن أَحْمَد بْن عَبد اللَّهِ العجلي (2) ، عَن أَبِيهِ: سَالِم بْن عَبد اللَّهِ مدني تابعي، ثقة.
Dari paparan data di atas, dapat disimpulkan bahwa : Ibn Syihab adalah periwayat yang thiqah.
f. Ibn 'Umar
Ibn 'Umar adalah seorang sahabat Nabi saw. yang tidak perlu  diragukan lagi kethiqahannya. 

3.    Menguji Persambungan Sanad :
       Langkah kedua penelitian hadis adalah menguji persambungan sanad.Langkah ini ditempuh untuk menilai terwujud-tidaknya syarat persambungan sanad para periwayat. Pada tataran empirisnya uji persambungan sanad dilakukan dengan cara menganalisis redaksi periwayatan yang digunakan oleh para periwayat di dalam meriwayatkan hadisnya.
Penyajian dan analisis data persambungan sanad dapat disebutkan sebagai berikut:
a). Al-Bukha<ri< mengatakan : حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ. Redaksi ini oleh muhadditsin digunakan dalamperiwayatan hadis dalam bentuk sima’,yaitu pembacaan hadis oleh guru kepada murid. Dengan demikian berarti ada pertemuan antara al-Bukha<ri dengan gurunya yaitu :  Yahya bin Bukair, sanadnya : muttasil.
b). Yahya bin Bukair mengatakan : حَدَّثَنَا اللَّيْثُ.  Redaksi ini oleh muhadditsin digunakan dalam periwayatan hadis dalam bentuk sima’,yaitu pembacaan hadis oleh guru kepada murid.Dengan demikian berarti ada pertemuan antara A< Yahya bin Bukair dengan gurunya yaitu :  Al-Laits, sanadnya : muttasil.
c). Al-Laits mengatakan :  عَنْ عُقَيْلٍ . Periwayatan Al-Laits ini memang menggunakan redaksi  an (عن), tetapi an’anahnya  tidak ada indikasi menunjukkan adanya keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah : muttasil, karena : (a) Al-Laits  adalah periwayat yang thiqah, (b) Dia bukan periwayatmudallis, dan (c)  Dimungkinkan pernah bertemu dengan Uqail karena dalam biografi Uqail Disebutkan sebagai muridnya..
d). Uqai <mengatakan : عَنِ ابْنِ شِهَابٍ. Periwayatan Uqail< ini memangmenggunakan redaksi  an (عن), tetapi an’anahnya  tidak ada indikasi menunjukkanadanya keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah : muttasil, karena : (a) Uqail<  adalah periwayat yang thiqah, (b) Dia bukan periwayat mudallis, dan(c) Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara al-Zuhri< dengan gurunya : Ibnu Syihab. Dalam biografinya dia mengatakan pernah berguru kepada Ibnu Syihab dan dalam biografi , Ibnu Syihab, Uqail disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.
e). Ibnu Syihab mengatakan : أَنَّ سَالِمًا. Periwayatan Ibnu Syihab ini memang menggunakan redaksi  anna ( أَنَّ ), tetapi ‘annahnya  tidak ada indikasi menunjukkan adanya keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah :muttasil, karena : (a)  Ibnu Syihab adalah periwayat yang thiqah, (b) Dia bukan periwayat mudallis, dan (c) Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara  Abu< Salmah Ibn Abd al-Rahma<n dengan gurunya : Salim. Dalam biografinya Salim, Ibnu Syihab disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.
e). Salim mengatakan : أَخْبَرَهُ: أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا Periwayatan Salim ini memang menggunakan redaksi  akhbrahu (أَخْبَرَهُ), tidak ada indikasi menunjukkan adanya keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah :muttasil, karena : (a)  Salim adalah periwayat yang thiqah, (b) Dia bukan periwayat mudallis, dan (c) Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara  Salim dengan gurunya/ayahnya : Ibnu Umar. Dalam biografinya Ibnu Umar, Salim disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.

Setelah disajikan dianalisa data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para periwayat yang ada dalam sanad hadis yang diteliti, dan  data-data persambungan sanadnya, maka disimpulkan sebagai berikut :
1.      Semua periwayat yang ada dalam sanad hadis yang berjumlah : 6 periwayat, seluruhnya berkualitas : thiqah.
2.      Semua periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat yang berstatus sebagai gurunya, dengan demikian  sanadnyamuttas{il.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hadis yang diteliti  sanadnya berkualitas : s{ahi<h al-isna<d.
4.    Menguji Sha>dh-tidaknya Matan Hadis.
Pada tataran empirisnya, uji sha>dh –tidaknyamatan hadis , dilakukan denganmengkonfirmasikan teks dan atau makna hadisyang diteliti dengan dalil-dalil naqli< ,baik yang berupa ayat-ayat al-Qur’an ataudengan hadis-hadis  satu tema yangkualitas sanadnya lebih tinggi[6].
       Ketika menghadapkan hadis dengan ayat al-Qur’an atau hadis dengan hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi, harus dipastikan bahwa keduanya atau salah satunya harus tidak dimungkinkan bisa dita’wilkan atau dikompromikan[7]. Kalau dimungkinkan untuk dita’wilkan atau dikompromikan, maka berarti diantara keduanya tidak ada kontradiksi. Keduanya sama-sama bisa diamalkan, karena matan hadis terbebas dari unsur shudhudh.
Hadis al-fit{rah yang ditakhri<j  oleh al-Bukhari<, jika dikonfirmasikan dengan al-Qur’an,maka dapat dinyatakan sebagai berikut:
Sejauh yang peneliti ketahui, hadis al-fit{rah tersebut maknanya tidak ada yang bertentangan dengan ayat-ayat al-Qur’an manapun. Bahkan malah hadis tersebut maknanya sejalan dengan ayat al-Qur’an, yaitu : Q.S. al-hujurat: 10sebagai berikut:
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ ١٠
Jika hadis al-fit{rah jalur Ibnu Umar  yang ditakhri<j  oleh al-Bukha<ri< dihadapkan dengan hadis-hadis  al-fit{rah dari jalur lain seperti Abu Hurairah sebagaimana disebutkan terdahulu, menurut peneliti tidak ada yang bertentangan,bahkan malah hadis-hadis tersebut mendukung, menguatkan , melengkapi dan menyempurnakan maknanya.
      Dari sajian dan analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa matan hadis al-fit{rah riwayat Ibnu Umar yang ditakhri<j oleh al-Bukha<ri<  di atas terbebas dari shudhudh.

5.    Menguji Mu’allal (cacat) - tidaknya MatanHadis.
Pada tataran empirisnya, uji mu’allal( cacat) - tidaknya matan hadis, dilakukan dengan cara yang mengkofirmasikan hadis yang diteliti dengan dalil aqli<, apakah bertentangan  atau tidak? Kalau bertentangan dengan akal, maka matan hadisnya berarti tidak s{ahi<h. Begitu pula sebaliknya. al-Ad{labi< menjelaskan cakupannya yang meliputi : kontradiksi dengan akal, indera, sejarah dan tidak menyerupai perkataan kenabian.[8]
Sejauh yang peneliti ketahui, bahwa makna matan hadis al-fit{rah tidak bertentangan dengan dalil aqli<,baik akal sehat, indera, sejarah maupun ilmu pengetahuan. Bahkan menambah informasi keilmuan yang terkait dengan psikologi dan pendidikan. Dengan demikian berarti bahwa hadis riwayat Ibnu Umar yang ditakhri<j oleh al-Bukha<ri, terbebas dari illat.
Setelah dilakukan analisis terhadap matan hadis riwayat Ibnu Umar yang ditakhri<j oleh al-Bukha<ri<, maka dapat  disimpulkan sebagai berikut:
1). Matan hadis tersebut ternyata tidak shadh, karena tidak bertentangan dengan dalil naqli<, baik al-Qur’an maupun hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi.
2). Matan hadis tersebut juga tidak terkena illat,karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<, baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun ilmu pengetahuan .
Dengan demikian  dapat disimpulkan  matan hadis tersebut , berkualitas  s{ahi<h al-matni.
6.    Kesimpulan Penelitian Hadis Secara Parsial:
           Setelah disajikan dan dianalisa data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para periwayat yang ada dalam sanad hadis yang diteliti, dan  data-data persambungan sanadnya serta matanriwayat Ibnu Umar yang ditakhri<j oleh al-Bukha<ri<, maka dapat  disimpulkan sebagai berikut:
a.       Semua periwayat yang ada dalam sanad hadis yang berjumlah  6 orang
periwayat, seluruhnya berkualitas : thiqah.
b.      Semua periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat yang
berstatus sebagai gurunya, dengan demikian  sanadnya muttasil.
c.       Matan hadis tersebut ternyata tidak shadh, karena  tidak bertentangan dengan dalil naqli<, baik al-Qur’an maupun hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi.
d.      Matan hadis tersebut juga tidak terkena illat,karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<, baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun ilmu pengetahuan .
Dengan demikian  dapat disimpulkan  bahwa hadis riwayat Ibnu Umar yang ditakhri<j oleh al-Bukha<ri  tersebut , berkualitas  s{ahi<h lidha<tih.



A.   DAFTAR PUSTAKA
Abu> Da>wu>d, Sunan Abi> Da>wu>d, http://www.islamic-council.com.
Ahmad Ibn Hanbal, Musnad Ahmad, http://www.islamic-council.com.
Abd al-Mawju>d Muhammad Abd al-Lati{<f, lIm Jarh wa Ta’di<l, Kuwait : al-Da<r        Sulayma>n,1988
Abu> Muhammad Abd al-Mahdi>, Turuq Tahri>j  Had>ith Rasu>l Alla>h saw., Kairo :  Da>r- al-I’tis}a>m,    t.th.
Ahmad Muhammad Ali Dawu>d, ‘Ulu>m al-Qur`a>n wa al-Had>ith, Amman : Da>r al-Bashi>r, t.th.
A.Qadir Hassan, Ilmu Mushthalah Hadits, Bandung : Diponegoro, 1996.
al-Adl}abi>,S}ala>h al-Di>n Ibn Ahmad, Manhaj Naqd al-Matn Inda Ulama>’ al-Hadi>th al-    Nabawi>, Beirut: Da<r al-A<fa<q al-Jadi<dah, 1983
al-Alu<si<, Ru<h al-Ma’a<ni< Fi< Tafsi<r al-Qur’a<n al-Az{i<m Wa al-Sab’I al-Matha<ni<.          
http://www.altafsir.com
al-Asqala>ni>,Ahmad Ibn Ali> Ibn Hajar. Nuhbah al-Fikr, Beirut : Da>r Ihya’ al-Tura>th al-Araby,t.th.  CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
________,  Al-ls}a>bah fi Tamyi>z al-S}aha>bah, Beirut : Da>r al-Ji>l. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
________, Taqri>b  al-Tahdh>ib, Suriah : Da>r al-Ra>shid. 1986. CD Shoftware Maktabah . Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
________, Ta’rif Ahl al-Taqdi<s bi Mara<tib al-Maws{ufi<n bi al-Tadli<s, Urdun : Maktabah  al-Manar, t.t.
al-Barzanji>, Abd al-Lati>f Abd Alla>h al-Azi>z, Al-Ta’a>rudl wa al-Tarji>h bayna al-Adillah al-Shar`iyyah. Beirut : Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah. 1996.
al-Bukha>ri>, Al-Ta>ri>kh al-Kabi>r, Lebanon : Da>r al-Fikr. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
_________, al-Ja>mi’ al-Musnad al-Sahi>h al-Muhtasar Min Umu>r Rasu>l Alla>h Saw Wa Sunanih Wa Ayya>mih, www.temawy.com.
al-Dahlawi>, Abd al-Haq Ibn Shayfuddi>n Ibn Sa’ad Alla>h al-Bukha>ri>..Muqaddimah fi> Us}u>l al-Hadi>th, Beirut : Da>r al-Bashi>r al-Islamiyyah, 1986.  CD Shoftware  Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>
al-Da>rimi, Sunan Al-Da>rimi>, http://www.islamic-council.com.
al-Dhahabi>, Al-Ka>syif f>i Ma’rifah Man Lahu Riwa>yah f>i al-Kutub al-Sittah, Jeddah : Da>r   al-Qiblah li al-Thaqa>fah al-Islamiyyah. CD Shoftware Maktabah  Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
_________, Mi,za<n al-I’tida<l Fi Naqd al-Rija<l,  Beirut: Da<r al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Surabaya : Surya Cipta Aksara,1995.
al-Fahl,Mahir Yasin, Sharh al-Tabs}irah wa al-Tadhkirah.maher_fahl@hotmail.com
 _________, Muha>d}ara>t fi Ulu>m al-Hadi>th,  maher_fahl@hotmail.com
__________,Athar ‘Ilal al-Hadi<th fi Ikhtila<f al-Fuqaha<<’,t.tp : t.p.,1999.    CD   Shoftware Maktabah S}amilah, Ishdar al-Thani>.
Hammad, Nafi>dh Husain, Mukhtalif al-Hadi>th Bayna al-Fuqaha>` wa al-Muhaddithi>n, Beirut : Da>r al-Wafa`.
Ha>shim, Ahmad Umar. Qowa>’id Us}u>l al-Hadi>th,t.tp : Da>r al-Fikr, t.th.
Ha<tim  Ibn  ‘Azif  Ibn Na<s{ir al-Awni< , Nadwah ‘Ulu<m al-Hadi<th  ‘Ulu<m Wa A<fa<q. Juz. 11, hal 15.  CD Shoftware Maktabah S}amilah, Ishdar al-Thani>. 
Ibn Abd al-Barr. Al-Isti>'a>b fi> Ma 'rifat al-Ashh>ab, http://www.alwarraq.com.
Ibn Kathi>r, al-Ba>ith al-Khathi>th , http://www.alwarraq.com 
Ibn Ma>jah, Sunan Ibn Maj>ah, http://www.islamic-council.com.
Jala>l al-Di>n  Abd al-Rahma>n Bin Ab>i Bakr al-Suyu>t}i, Tadri>b al-Ra>wi>, Madinah : al-Maktabah al-Ilmiyyah, 1972.
Jala<l al-Di<n Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalli< dan Jala<l al-Di<n Abd al-Rahma<n          Ibn Abi< Bakr al-Suyu<t{i<, Tasi<r al-Jala<layn .Kairo : Da<r al-Hadi<th,t.th.
Jama<l al-Di<n bin Muhammad al-Sayyid, Ibnu Qayyim al-Jawziyyah wa Juhu<duh fi< Khidmati al-Sunnah al-Nabawiyyah wa ‘Ulu<muha<, Madinah al-Munawwarah: ‘Ima<dah al-Bahthi al-Ilmi< bi al-Ja<mi’ah al-Isla,miyyah, 2004.
Ka>fi>,Abu> Bakar, Manhaj al-Ima>m  al-Bukha>ri> fi> Tas}khykh al-Hadi>th wa Ta’li>liha. Juz 1 hal. 56-59. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
 al-Khad{i>r, Muhammad Ibn Abd Alla>h, Kayfa Tukharrij Hadi>than , CD Shoftware Maktabah  Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.

Krippendorff, Klaus,  Analisis Isi, Pengantar, Teori dan Metodologi, Jakarta:       
                   Rajawali Press, 1991.
Al-La>him, Ibra>him, SharhIkhtisha>r Ulu>m al-Hadi>th. http:/www.taimiah.org
al-Lihyani>, Yusuf Ibn Hashim Ibn ’A>bid, Al-Khabar al-Tha>bith. . www.ahlalhdeeth.com.
M. Ajja>j al-Kha>tib, Us}u>l al-Hadi>th  Ulu>muh wa Must}alahuh, Beirut : Da>r al-Fikr, 1989.
M.M. Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya (terj.), Jakarta  : Pustaka Firdaus, 1994l.
__________, Memahami Ilmu Hadis Telaah Metodologi dan Literatur Hadis (terj.), Jakarta : Lentera, 1995.
Mahmu>d T}ahha>n, Taysi>r Must}alah al-Hadi>th, t.tp, Da>r al-Fikr, t.t.
__________, Us}u>l al-Tahri>j Wa Dira>sah al-Asa>ni>d, Riya>d} : Maktabal al- Ma’a>rif, 1991,
al-Mali>bari>, Hamzah Abd Allah, al-Muwa>zanah bayna al-Mutaqaddimi>n wa al-Mutaakhkhri>n  fi> Tas}khi>h al-Ahadi>th wa al-Ta’li>liha. www.ahlalhdeeth.com.
__________, Manhaj al-Ima>m al-Bukha>ri>. CD Shoftware Maktabah  Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
__________,  Al-Hadi>th al-Ma’lu>l Qowa>’id wa D}awa>bit}. www.ahlalhdeeth.com
 __________, Ulu>m al-Had>ith fi> D}aw’i Tatbi>q al-Muhaddithi>n al-Naqqa>d. www.ahlalhdeeth.com.
__________, Ziya>dah al-Thiqah f>i Kutub Must{alah al-Hadi>th,    Juz 1. www.ahlalhdeeth.com.
al-Mizzi>, Tahdhi>b al-Kama>l, Beirut : Muassasah al-Risa>lah. 1980. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
al-Muallimi>,Abd al-Rahma>n Ibn Yahya>, Al-Istibsh>ar fi> Naqd al-Akhba>r, Juz 1.www.ahlalhdeeth.com.
Muh. Zuhri, Telaah Matan Hadis ,Yogyakarta: LESFI, 2003
Muhammad Mustafa A’zami, Metodologi Kritik Hadis. Bandung: Pustaka Hidayah, 1992.
Muhammad Ibn Ishaq Ibn Khuzaymah Abu, Bakr al-Sulma< al-Naysabu<ri<,S{ahi<h Ibn Khuzaymah, Beirut : al-Maktab al-Isla<mi<,1970.
Musahadi Ham, Hermeneutika Hadis-hadis Hukum.Semarang : Walisongo Press,2009.
Muslim, al-Ja>mi’ al-S}ahi>h al-Musamma> S}ahi>h Muslim. www.temawy.com.
al-Nasa`I, Sunan Al-Nasa>`I, http://www.islamic-council.com.
al-Nawa>wi>, Al-Taqr>ib wa al-Taysi>r li ma’rifah Sunan al-Bashi>r al-Nad}i>r fi Us}u>l al-Hadi>th , http://alwarraq.com.
al-Naysabu<ri<,[1] Muhammad Ibn Abd Alla<h Abu< Abd Alla<h al-Ha<kim<, al-Mustadrak Ala< al-S{ahi<hain,i Beirut: Da<r al-Kutub al-Ilmiyyah,1990.
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rake Sarasin, 1991.
___________, Filsafat Ilmu, Yogyakarta : Rake Sarasin, 2001.
Nu>r al-Di>n ’Itr, Al-Madkhal Ila ’Ulu>m al Hadi>th , Madinah: Maktabah al-Islamiyah, 1975.
___________,Manhaj al-Naqd Fi< ‘Ulu<m al-Hadi<th.Dimisqa Su<riyah: Da<r al-Fikr ,1997.
al-Qa>simi>, Jama>l al-Di>n, Qawa>’id al-Tahdi>th  min Funu>n Musht}alah al-Hadi>th, CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
al-Ra>zi>, Abu Ha>tim, atim, HAl-Jarh wa al-Ta’di>l, Beirut : Da>r Ihya` al-Tura>th al-Arabi>. CD Shoftware Maktabah . Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
Radi< al-Di<n Muhammad Ibn Ibra<hi<m al-Halabi< al-Hanafi<,Qafw al-Athar Fi S{afwat Ul<um al-Athar, Halab : Maktabah al-Mat{bu<’a<t al-Isla<miyyah,1408 H.
Peter Salim, The contemporary English-Indonesian Dictionary, Jakarta : Modern English Press, 1991.
al-Sakha>wi>,Shams al-Di>n Muhammad Ibn Abd al-Rahma>n, Fath al-Mughi>th Sharh Alfiyah al-Hadi>th.  Libnan : Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah. 1403. H  Juz 3. CD Shoftware Maktabah  Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
##>>>>>>>>>>>>>>>>­>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­>>>>>>>­­­­­­­­­­­­­­­­­­---------------, al-Gha<<yah fi Sharkh al-Hidayah  fi Ilmi al-Riwa<yah, t.tp : Maktabah Awla<d al-Shaykh ji al-tura<th, 2001.______________
al-S}an’a>ni>,Muhammad Ibn Isma’i>l al-Ami>r.Tawd}i>h al-Afka>r, Madinah :al-Maktabah al-Salafiyyah. Juz 1. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
al-Suyut{i<,al-Laa<li< al- Mas{nu<’ah fi al-Aha<di<thi al-Mawd{u<’ah , t.tp.: Da<r al-Kutub al-Ilmiyyah,t.t.
al-Sha<fi’i<, Muhammad Ibn Idri<s Abu< Abd Alla<h <, Musnadal-Sha<fi’i< Beirut : Da<r al-Kutub al-Ilmiyyah,t.t
Sha>hin, Ibnu, Al-Na>sikh wa al-Mansu>kh min al-Hadi>th. Beirut : Da>r al-Kutub al-Amaliyah, 1992.
al-Shahrazuri>, Abu ’Amr Uthma>n Ibn Abd al-Rahma>n. Muqaddimah Ibn Sala>h. t.tp : Maktabah al-Farabi>, 1984. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
al-Shari>f,Ha>tim Ibn A>rif, Al-Tahri>j wa Dira>sah al-Asa>ni>d. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
al-Shawka>ni>, Nayl al-Awt}a>r min Aha>di>th Sayyid al-Akhya>r Syarh Muntaqa> al-Akhba>r, Beirut : Da>r al-Ji>l, 1973.
Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis,Jakarta : Bulan Bintang, 1988.
 ___________, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta : Bulan Bintang, l992.
al-Turmu>dhi>, Sunan al-Turmu>dhi>, http://www.islamic-council.com.

WJS.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,  Jakarta: Balai Pustaka,1993.
al-Zamakhshari>,al-Kashsha>f ‘an Haqa>iq al-Tanzi>l wa Uyu>n al-Aqa>wi>l,Mesir: al-Ba>bi> al-Halabi> wa Awla>duh,t.th.



[1]Mahmud Tahha<n, Us{u<l al-Takhri<j .........,  218
[2]al-Dhahabi<, al-Ka<shif fi< ma’rifati man lahu riwa<yatun fi< al-kutub al-sittah, Juz 2, .369. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[3]al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, ( Beirut: Muassasah al-Risa<lah,1980), Juz 2, 301..
[4]al-Mizzi<., Tahdhbi<b............, Juz 25, 630,
[5]Al-Mizzi< ,Tahdhi<b …….<, Juz 33,  370.
[6] Sala<h al-Din al-Adlabi<, Manhaj Naqd al-Matan ‘Inda Ulama<’al-H{adi<th al-Nabawi<, (Beirut: Da<r al-A<fa<q al-Jadi<dah, 1983), .239.
[7]Ibid.
[8] Sala<h al-Din al-Adlabi, Manhaj Naqd al-Matan …….., 242..

Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "HADIS AL-FITRAH DALAM PENELITIAN SIMULTAN | BAGIAN 3"

Back To Top